Minggu, 28 Januari 2018

Coach or Supporter

Apa saja yang harus di persiapkan sebelum turun kejuaraan?


Tekhnik sip... tendangan... mantap lah...Dobok bersih dan udah setrika.. (iya dong, mau turun kejuaraan harus tetep cakep, sapa tahu ada yang ngelirik :)) body protector udah... shinca udah...gumshield, arm & foot protector juga udah...head guard tinggal pakai, udah semua???



Eh, ntar dulu ada yang ga kalah penting dan ga boleh ketinggalan lho...


Apa tuh???


Namanya "The third eye" alias mata ketiga...


Wah, jurus baru ya??? atau tendangan baru??? kok baru dengar ya???


Tuh kan di lupain...



The third eye a.k.a mata ketiga di F1 Club Taekwondo Malang adalah sebutan untuk coach atau pelatih yang mendampingi atlet selama kejuaraan.


Di F1 Club Taekwondo Malang, seorang coach bukan hanya mendampingi atlet saja,tapi seorang coach harus bisa jadi mata ketiga bagi atletnya. Ketika bertanding atlet seringkali atlet hanya mengandalkan instingnya saja. Disitulah peran seorang coach.


Seorang coach harus memiliki sertifikat kepelatihan terakhir agar selalu update dengan peraturan pertandingan terbaru, juga harus bisa membaca gerakan lawan, tipe atlet seperti apa lawan kita ini, dan tentunya strategi apa yang harus di gunakan supaya bisa menang. Seorang coach harus bisa membaca titik kelemahan lawan. Karena tidak setiap saat strategi menyerang baik untuk di gunakan.



Jadi kalau kalian mendapatkan coach yang dari awal sampai akhir cuma nyuruh maju terus pantang mundur, mungkin sebaiknya cari coach lain :). Karena itu kan tugas suporter... Ketika kalian dalam posisi menang, mungkin peran coach tidak terlalu terasa. Tapi ketika dalam posisi tertinggal point, sebagai seorang atlet biasanya yang muncul adalah insting, sehingga cenderung tendangan ngasal dan panik. Di situlah peran coach, mengembalikan konsentrasi atlet nya.



Sebuah pertandingan, terdiri atas 3 babak. Babak pertama adalah waktu untuk mengamati strategi lawan, oleh karena itu babak pertama baik di gunakan untuk coba coba, mengamati type lawan seperti apa yg dihadapi, dan mengeluarkan segenap kemampuan untuk menghemat napas. 



Memasuki babak kedua, strategi yang merupakan hasil pengamatan babak pertama segera diaplikasikan. Apabila sampai dengan akhir babak kedua, point masih jauh tertinggal maka sebaiknya di babak ketiga harus all out untuk mengejar ketertinggalan point. Tapi apabila di akhir babak kedua dalam posisi lebih unggul, maka babak ketiga digunakan untuk defense, mengulur waktu, agar tidak kecolongan point dan lawan memimpin pertandingan.



So, menjadi couch bukan cuma "serang, maju, hajar" tetapi harus bisa memahami karakter atlet yg di bawa, dan membaca karakter lawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar